Rabu, 13 Agustus 2008

PKS : Antara Mabuk Kemenangan dan Mawas Diri

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
INILAH.COM - PKS memang mampu menampilkan citra bersih dan peduli. Meski begitu, mereka diingatkan untuk tidak terlalu percaya diri (pede) dengan prestasi politik dan keyakinannya tampil sebagai parpol besar di Pemilu 2009.

"Dengan kelebihannya selama ini, PKS jangan arogan atau terlalu percaya diri karena justru bisa menjerumuskannya ke dalam kealpaan dan kegelapan," kata Lukman Hakim, peneliti dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Universitas Paramadina, Senin (11/8) di Jakarta.

Bagaimanapun, parpol-parpol pesaingnya tak akan tinggal diam, bahkan sedang menyiapkan pukulan balik untuk menggerus PKS di Pemilu 2009. PKS menghadapi saingan berat dari PDI-P, Golkar, PAN, PBR, Partai Demokrat, dan PPP.

Bahaya yang mengancam PKS adalah jika kader dan politisinya korup, kolusi, nepotisme, dan tidak profesional dalam bekerja sehingga mencoreng nama baik mereka sendiri.

Dalam konteks ini, bisa dipahami jika Presiden PKS Tifatul Sembiring tak bosan-bosan mengimbau kader PKS untuk tidak sekali-kali mencoba melakukan korupsi. Sanksi tegas berupa pemecatan akan langsung diberlakukan, bahkan sebelum ada keputusan pengadilan sekalipun.

Tifatul memperingatkan agar kader PKS tidak mengkhianati keikhlasan para kader. PKS akan menjatuhkan vonis kepada anggota dewan asal PKS yang korupsi sebelum divonis lembaga peradilan.

Jika PKS konsisten dengan semboyan 'bersih, peduli, dan profesional', parpol berbasis Islam moderat ini akan terus berkibar. Karena itu, siapapun kader PKS yang korupsi-kolusi harus dibabat habis. Jika tidak, perilaku buruk itu akan tumbuh jadi kanker ganas dalam tubuh PKS sendiri.

Terkait rencana KPK membuat seragam khsusus untuk terdakwa kasus korupsi, Tifatul menyatakan menyambut baik. Bahkan, jika perlu, istri dan anak para terdakwa ikut dibuatkan seragam yang sama.

Ketua MPR Hidayat Nur Wahid yang juga mantan Presiden PKS telah menyatakan agar hukuman mati diterapkan bagi koruptor kelas kakap yang telah merugikan negara dan rakyat.

Hidayat melihat korupsi sudah membudaya dan merusak bangsa dan negara dalam skala yang masif sehingga berbahaya jika tak ada hukuman keras yang bisa membuat orang jera. [Bersambung/E1]

Sumber : inilah.com

Tidak ada komentar: