Bandung, Kompas - Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Tifatul Sembiring membuat pantun yang isinya mengatakan bahwa calon presiden yang muncul belakangan ini baru sebatas tebar pesona, belum mempunyai rumusan solusi permasalahan bangsa.
”Pantun ini untuk merespons semua capres. Ya, sekadar hiburanlah, he-he-he. Judulnya Mega Pantun. Teman-teman wartawan, judulnya jangan dibalik menjadi Pantun Mega,” kata Tifatul sebelum membacakan pantun tersebut dalam acara kampanye menjelang pemilihan Wali Kota Bandung di Lapangan Gasibu, Bandung, Senin (4/8).
Tifatul hadir sebagai salah satu juru kampanye bagi pasangan yang diusung PKS, Taufikurahman dan Abu Syauqi (Trendi).
Potongan Mega Pantun itu berbunyi:
Anak balita bertopi merah
Topi terbuat dari bahan katun
Daripada ibu jadi pemarah
Lebih baik kita berbalas pantun
Jadi pemimpin mesti telaten
Sambangi rakyat yang tak berbaju
Kalau ibu nak jadi presiden
Monggo kerso silakan maju
Buat apa pergi ke seberang
Airnya susut banyak berbatu
Buat apa melarang orang
Dah terbayang kursi RI satu.
Tifatul mengatakan, semua orang dan parpol bebas mencalonkan presiden sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, untuk perubahan yang lebih baik bagi bangsa, PKS mewacanakan calon presiden yang berusia di bawah 50 tahun.
”Kami tidak pernah melarang orang tua menjadi presiden. Kami tidak pernah melarang perempuan menjadi presiden. Kami tidak pernah melarang perempuan tua menjadi presiden. Kami tidak pernah melarang laki-laki tua menjadi presiden,” kata Tifatul.
PKS sendiri, kata Tifatul, belum memutuskan figur yang akan diusung menjadi presiden. Alasannya, Majelis Syuro PKS masih menunggu survei dan aspek lain sebagai pertimbangan.
100 tokoh
Di Yogyakarta, anggota Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, mengatakan, PKS menjaring 100 tokoh untuk diseleksi menjadi calon presiden dalam Pemilu 2009. Namun, keputusan mengusung capres itu masih akan menunggu hasil pemilu legislatif. ”Sejauh ini kami menjaring 100 tokoh yang dipertimbangkan sebagai calon presiden dari PKS. Prosesnya masih berjalan,” ujar Hidayat.
Nama yang dipertimbangkan di antaranya kader PKS sendiri, antara lain Tifatul Sembiring dan Sekretaris Jenderal M Anis Matta. Tokoh-tokoh yang dijaring tidak hanya dari internal PKS, tetapi juga dari luar PKS.
”PKS adalah partai kader. Di PKS banyak kader yang layak diputuskan Majelis Syuro PKS untuk menjadi calon presiden dari PKS,” ucapnya.
Meski demikian, lanjut Hidayat, PKS baru akan mencalonkan kadernya sendiri sebagai capres jika PKS mampu memenuhi target perolehan suara 20 persen dalam Pemilu Legislatif 2009.
Mengenai kemungkinan koalisi dengan partai politik lain, hingga kini PKS belum melangkah ke arah itu. (RWN/MHF)
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar