Selasa, 05 Agustus 2008

Mega Pantun Tifatul Sembirig Soal Capres Balita

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book
Bandung, CyberNews. Kendati jadi pro-kontra, Presiden PKS Tifatul Sembiring belum lelah untuk mewacanakan tentang capres di bawah lima puluh tahun (balita). Bahkan wacana yang mendapat tanggapan dari capres parpol lain di antaranya Megawati Soekarnoputri itu membuatnya makin bersemangat. Rangkaian pantun bertajuk "Mega Pantun" adalah buktinya.


"Mega Pantun" itu dikumandangkannya saat menjadi jurkam pasangan PKS Taufiqurahman-Abu Syauqi dalam Pilwakot Bandung di Lapangan Gasibu Bandung, Senin (4/8). "Anak balita bertopi merah, topi terbuat dari katun. Daripada ibu jadi pemarah, lebih baik kita berbalas pantun," tandasnya.

Total ada empat buah pantun. "Jadi pemimpin mesti telaten, sambangi rakyat yang tak berbaju. Kalau ibu nak jadi presiden, monggo kerso silakan maju," sambungnya. "Buat apa pergi ke seberang, airnya susut banyak berbatu. Buat apa melarang orang, dah terbayang kursi RI-satu."

Belum cukup, pantun Tifatul yang mendapat applaus ribuah massa itu berlanjut. "Banyak pejabat terlibat korupsi, setelah empuk duduk di kursi. Ini bukan soal ambisi, rakyat lapar menunggu solusi."

Usai berorasi, Tifatul menegaskan bahwa pihaknya tak pernah melarang pihak lain menjadi capres. Capres balita hanyalah salah satu cara menghadirkan perubahan. Diharapkan, terjadi refreshing kepemimpinan nasional.

"Saya mengimbau kepada seluruh capres untuk berbicara substantif dan solutif atas permasalahan bangsa, bukan sekadar tebar-tebar pesona, jangan janji-janji, tapi sanggup menyejahterakan rakyat," tegasnya.

Berdasarkan penilaian pihaknya, sejauh ini belum ada calon presiden yang mampu memberikan jawaban tuntas asal permasalahan bangsa. "Baru sebatas beriklan. Kita ingin pemimpin yang bisa menyelesaikan pesoalan bangsa," katanya.

Disinggung capres dari PKS, Tifatul menyatakan bahwa banyak kader yang bisa diandalkan partainya di antaranya Ketua MPR Hidayat Nurwahid. Hanya saja, itu bergantung kepada keputusan Dewan Syuro PKS yang memiliki kewenangan mengajukan calon dari parpol bernomor urut 8 itu.

Ketua Majelis Syuro PKS, KH Hilmi Aminudin kepada Suara Merdeka menyatakan bahwa pihaknya sejauh ini belum bersikap. Adanya wacana capres muda dinilainya sebagai upaya memecah kebuntuan. "Supaya jangan muter-muter, lagi-lagi itu lagi-lagi itu," katanya di RM Sindang Reret Bandung.

Soal siapa yang diajukan PKS dalam bursa Pilpres, Hilmi menyebut terlalu pagi untuk dibicarakan. karenanya, Majelis Syuro sejauh ini belum melakukan inventarisasi nama-nama calon baik dari kalangan internal maupun eskternal. Kriteria capres yang menjadi kewenangan majelis beranggotakan 99 orang itu juga belum diformulasikan.

Dikatakan, Majelis Syuro PKS baru akan mengumumkan kriteria dan nama capres usai Pemilu Legislatif, April mendatang. "Kita juga tidak dalam posisi melamar dan dilamar. Itu nanti dilaksanakan sesudah Pemilu legislatif. Kita lebih baik fokus pada soal pemenangan Pemilu, jangan bercabang," tegasnya.

(Setiady Dwi /CN09)

Sumber : Suara Merdeka



Tidak ada komentar: