Rabu, 23 Juli 2008

PDIP dan Pengamat Minta, PKS Jangan Hanya Berwacana

Related Posts by Categories



Widget by Hoctro | Jack Book

JAKARTA - Pernyataan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring, tentang capres muda pada Pilpres tahun depan, tidak perlu diperdebatkan. Bahkan, kubu PDI Perjuangan yang sejak jauh-jauh hari sudah mencalonkan Megawati Soekarnoputri, dengan tegas mempersilakan PKS mengusung sendiri calon mereka. Partai Islam itu diminta tak hanya berwacana.

Menanggapi pernyataan Tifatul sehari sebelumnya, yang meminta masyarakat tidak memilih pemimpin yang pernah gagal pada pemilu mendatang, Wakil Sekjen PDIP, Mangara Siahaan, yang dihubungi Harian Terbit Rabu (23/7) pagi mengatakan, apa yang dikatakan Tifatul tersebut bukan ditujukan kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. "Kami dari PDIP tidak melihat pernyataan Tifatul itu diarahkan kepada Ibu Megawati," jelas dia.

Anggota DPR ini menyatakan, PDIP tak keberatan jika pada pemilu 2009 muncul calon-calon muda. Karena dengan banyaknya calon yang maju berarti semakin banyak pula pilihan rakyat. Namun, pernyataan Tifatul itu bukan berarti melarang calon tua tampil karena UU tidak membatasi usia orang mencalonkan diri menjadi presiden. "Pernyataan Tifatul itu pun sudah dijawab Ibu Megawati," kata Mangara.

Saat berada di Makassar, Presiden PKS Tiffatul Sembiring memberi sinyal partainya semakin mantap mengusung capres balita (di bawah usia lima puluh tahun) karena Indonesia membutuhkan pemimpin yang segar, bukan yang pernah gagal.

"Jangan (pilih) pemimpin yang pernah gagal," tegas Tifatul, Selasa (22/7). "Saya tidak mengatakan siapa pun, tapi harus sejalan antara persoalan bangsa dengan kemampuan seseorang. Tidak bisa hanya dengan mengandalkan figur," imbuhnya.

Menurut Tifatul, pemimpin muda itu ibarat ranting pohon yang segar. Jika ranting itu dipatahkan, maka akan mengeluarkan getah yang segar pula. "Jadi yang berjiwa muda dan berusia muda pantas untuk menjadi pemimpin. Tapi kalau loyo itu bukan muda. Dia bisa jadi dari PKS, bisa juga bukan dari PKS yang kami usung," ujarnya.

Boleh-boleh saja kaum muda yang tampil sebagai Presiden 2009-2014, kata Mangara, namun apakah calon muda itu sudah siap untuk menjalankan tugas negara yang begitu berat pada masa mendatang. "Calon muda banyak. Namun, mereka masih 'cemen'. Padahal, untuk memimpin negara itu diperlukan tidak hanya sekadar keberanian dan kemampuan, namun juga pengalaman. Apakah tokoh-tokoh muda itu sudah memiliki pengalaman," tanya Mangara.

Menurut pengamat politik Universitas Paramadina, Yuddy Latief, keinginan PKS untuk memuncul tokoh muda dalam pencalonan Pilpres 2009, jangan sekedar wacana.

Menurutnya, PKS tak perlu menimbang-nimbang apakah tokoh muda yang diajukan mendapat respon dukungan atau tidak. "Yang jelas PKS sudah membuat terobosan."

Namun, PKS jangan menutup mata dengan kekuatan lain atau dukungan dari kalangan lain. "Saya kira PKS tidak cukup mengandalkan kekuatan sendiri, perlu perluasan dukungan," paparnya.

Sementara itu, meski mengakui pengaruh PKS dalam mendulang suara pada Pilpres 2009, pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Denny Indrayana, Phd mengatakan, idealnya PKS bru bisa mengusung calon presiden dari kadernya sendiri Pada Pilpres 2014.

Pasalnya, kata Denny, dalam jumpa persnya usai hadir sebagai pemateri dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS di Makassar, Selasa, PKS dinilai belum memiliki cukup banyak pengalaman dalam sistem pemerintahan.

"PKS bisa saja memenangkan Pilpres 2009 namun dia tidak akan berhasil menciptakan sistem pemerintahan yang baik karena saya melihat belum ada manajemen pemerintahan yang dimiliki oleh kader-kadernya," ujar Denny.

Menurut Denny, dirinya tidak melihat ada agenda PKS untuk merebut posisi kursi nomor satu di Indonesia pada tahun 2009 ini. Pada umumnya, partai yang memiliki jargon 'ciptakan pemerintahan yang bersih' ini, lebih mempersiapkan kader-kadernya untuk mendominasi parlemen agar memiliki suara yang kuat dalam mengambil suatu kebijakan di lembaga legislatif tersebut.

Denny menilai bahwa PKS akan dapat mewujudkan misinya dengan "Menciptakan Sistem Pemerintahan Bersih" pada Pilpres 2014.

Hal senada dikatakan peneliti dari Centres Strategy for International Studies (CSIS), Indra J Piliang bahwa PKS hanya mampu bermain pada tingkat Pemilu Legislatif saat ini.

"Untuk apa maju dan mendapatkan kursi Presiden kalau kelak nantinya, tidak dapat mengendalikan seluruh aparatur pemerintahannya," jelas Indra dan menambahkan agar PKS lebih fokus untuk memenangkan Pilkada di beberapa daerah di Indonesia agar kelak lebih mudah menakhodai dan mengendalikan seluruh aparatur pemerintahan.

Presiden PKS, Tifatul Sembiring mengatakan bahwa pihaknya akan mengusung kadernya sendiri untuk ikut bertarung dalam Pilpres 2009 bila perolehan suara PKS melebihi 20 persen. (art/ant)

Sumber : http://www.harianterbit.com/artikel/artikel.php?aid=49386

Tidak ada komentar: